Puisi: DIA
DIA
Oleh: Yunita Ramadhana
Di kehampaan hatiku
Ku sendiri membisu,
terdiam, dan terpaku,
Merenungi nasib diriku,
Melemparku ke waktu lalu
Waktu terindahku bersamamu.
Dia...
Dia yang selalu disampingku,
Dia yang selalu menemaniku,
Dia yang selalu mendengar keluhku,
Tanpa pernah mengeluh.
Dia...
Dengan tangan lembut dan hangat,
Selalu mendekapku dengan erat,
Membelaiku dengan sangat.
Dia...
Dia yang sudi membukakan hatinya untukku,
Dia yang sudi menyayangiku,
Dia yang sudi memaafkanku
Dalam setiap khilafku.
Kala dirinya berbicara,
Lembut terdengar di telinga
Sejuk terasa di dada.
Perhatian, kasih sayang dan cinta
Kau curahkan penuh suka
Meredakan segala gundah
Menghentikan tangis yang membuncah
Tanpa pernah merasa lelah.
Dia...
Dialah yang selalu ku cintai,
Dialah yang selalu ku kasihi,
Dialah yang selau ku sayangi,
Dialah yang selalu ku kagumi.
Dia...
Dialah wanita itu,
Wanita yang ku sapa 'IBU',
Ibu yang selalu ku rindu.
Ibu sayangku...
Ku rindu hangat tubuhmu,
Ku rindu indahnya katamu.
Ibuku...
Ku kan berlari ke pelukmu
Setelah dua purnama berlalu...
New Delhi,INDIA
Friday,March 24,2006
(...Untuk ibuku tersayang. Hanya ini yang dapat anakmu berikan sebagai tanda kasihku untukmu, dan sekaligus menjadi hadiah ulang tahunmu yang tertunda...)
1 Comments:
Yoen,
Kenangan kita akan Bunda,
adalah kenangan-abadi semesta
bagai hidup dan warna-warni nya.
Kerinduan kita pada Bunda,
adalah cinta-sejati semesta
yang menyejarah sepanjang hayat.
Edo.
Post a Comment
<< Home