Puisi: Salahkah Aku
Salahkah Aku?
Oleh: Yunita Ramadhana
Fajar hilang siang menanti
Siang sirna senja kembali
Detik berlalu jam berganti
Jam berlalu mengubah hari
Mengapa waktu begitu cepat?
Ataukah ia terlalu lambat?
Atau karena hatiku yang terhambat?
Entahlah...
Ku tak tahu jawaban tepat
Lalu kau datang padaku
Kau hangatkan dingin jiwaku
Kau merahkan biru hatiku
Dengan suguhan derai tawamu
Kau hadir di hidupku
Membuat waktu terasa laju
Kau sadarkan diriku
Hingga ku tahu jawaban satu
Salahkah aku bila...
Akh...kurasa tiada
Dia hadir tanpa ku minta
Tapi kusuka kehadirannya
Tuhan...ku sayang dia
Perpanjanglah nafasku untuknya
Kan ku cintai dia seutuhnya
Sampai akhir nafas menghela...
Monday, August 14, 2006
New Delhi, 5.00 pm.
3 Comments:
Yun,
Jika Cinta tlah membahana,
adakah lagi yang tersisa,
untuk selain dia ?
Tak ada Cinta juga tak apa,
karena aku hanya ingin,
sekedar menatapmu dengan Cinta-ku.
Salam,
Edo.
BULIR EMBUN
masih tersisa kemarau
usai hujan tiba dengan rintiknya
terasa kerontangnya
dalam sajak-sajakmu
yang penuh ragu
masih lekat bau cumbu
bulan dan malam
dengan desah rindu
yang membuat pucuk pagi
tertunduk malu
mendekatlah, perempuanku
biar kusentuh bibir indahmu
dengan jemariku yang basah
oleh bulir embun
agar segala ragumu
segera berlalu
lbpagi, 13 12 06
mba Yun.. haiii
bagus mb puisinya
hampir satu tahun lalu dan sampai saat ini saya merasakan hal seperti itu
Post a Comment
<< Home