Friday, March 09, 2007

Puisi: Cahaya

Cahaya
Oleh: Yunita Ramadhana

Pertama aku mengenalmu
Kau goreskan sesuatu di hatiku
Yang tiada ku tahu apa itu
Ku rasakan kau tak asing bagiku

Jiwaku seakan mengenalmu
Mataku seakan akrab denganmu
Tiada ingin ku jauh darimu
Ku ingin selalu di dekatmu

Tanpa pernah ku sadari
Alam menjawab risau hati
Apa yang terjadi?
Hasrat bergejolak di sanubari

Cinta...
Demikian aku menyebutnya
Duniaku jadi berwarna
Di penuhi gemerlap cahaya

Perlahan demi perlahan
Cahaya itu mulai meredup
Duniaku tak secerah dulu
Semuanya kabur tak berbentuk

Ada apa ini?
Kemana jiwa yang ku kenal itu?
Kemana mata yang akrab itu?
Kemana warna-warna itu?

Ku berlari ke sana kemari
Mengikuti arah matahari
Namun tiada ku temui
Jawaban pasti yang ku cari

Cinta...
Mengapa kau tinggalkan aku sendiri?
Kau begitu dekat denganku
Tapi tak dapat ku rengkuh

Pikirku berkata, hentikan saja semua ini
Tiada guna berkeras hati.
Namun apa yang terjadi?
Mata hati menolak pasti

Ku terus berjalan tiada henti
Hingga akhirnya ku temui
Secercah sinar mendekati;
Sinar apa ini?

Semakin lama ku amati
Ku tahu sinar apa ini
Inilah sinar yang ku cari
Sinar yang dulu ku miliki
Duniaku seakan berwarna kembali

Tiada hitam tanpa putih
Tiada bahagia tanpa perih
Belum sempat sinar itu ku nikmati
Kembali awan hitam menyelimuti

Wahai alam...
Mengapa ini terjadi lagi?
Mimpi indah itu punah lagi
Apakah yang harus aku lakui?

Cinta...
Haruskah ku biarkan awan hitam menutupi sinar itu?
Atau haruskah ku abaikan ia dan terus berjalan di jalanku?
Atau ku serahkan semua pada alam dan waktu?

Hanya satu hal yang ku tahu
Mudah menyerah bukanlah diri dan jiwaku
Kalaulah memang alam dan waktu akan membimbing jalanku
Akan ku minta pemiliknya untuk membimbingku
Guna menembus awan hitam itu
Dan mendapatkan kembali cahaya hidupku...


Rabu, 7 Maret 2007
Pukul: 00.15
Okhla, New Delhi
India



Scholarship Blog International Scholarships

 

2 Comments:

At 11:42 PM, Anonymous Anonymous said...

begitoela non, bertanjala sorang pada djoendjoengan kita :
"wahai rasoeloellah tertjinta, bandingkeun doenija inih dengen achierat nanti..."
mendjawapla Rasoeloellah SAW...
"Tjeloepken djarimoe ke aer laoetan, aer iang menetes dari oedjoeng djarimoe itoela doenija...seisinjah..."
"Aer iang berada di sloeroe laoetan, aer iang berada di sloeroe samoedera itoel...achierat nanti...."

 
At 4:59 AM, Blogger Yunita Ramadhana said...

Terima kasih poen atas komentarnja. Itoelah jang sedang saja lakoekan sekarang, meminta petoenjoeknja poen, agar semoeanja berdjalan dengan baek poen, amiiieeenn...

 

Post a Comment

<< Home


:: F R I E N D S ::
|| Purwarno Hadinata || Rozio || A. Fatih Syuhud || Rizqon Khamami || A Qisai || Lukman Nul Hakim|| Zamhasari Jamil|| Rini Ekayati|| Najlah Naqiyah || Zulfitri || Fadlan Achdan|| Tylla Subijantoro|| Mukhlis Zamzami|| Edward Ott|| Thinley|| Ahmed|| Dudi Aligarh|| Irwansyah Yahya|| Ikhsan Aligarh|| Zulfikar Karimuddin || Zamhasari || Pan Mohamad Faiz || Bayu || Asnadi Hasan || Umi Kalsum || Erdenesuvd Biraa || Andi Bagus || Madha Yudis || Belum mandi || Koeaing || Hamzar || Rosa || Ghifarie || Kawas || Wazeen || Swara Muslim || Forum Swara Muslim ||

Yunita Ramadhana Blog   Scholarship Blog

Yunita Ramadhana Blog   The World of English Literature


    Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add Goresan Pena Yunita to Newsburst from CNET News.com   Add to Google     Subscribe in Bloglines   Add Goresan Pena Yunita to ODEO   Subscribe in podnova     Subscribe in a reader   Add to My AOL   Subscribe in FeedLounge   Add to netvibes   Subscribe 

in Bloglines   Add to The Free Dictionary   Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in 

NewsAlloy   Add to Excite 

MIX   Add to Pageflakes   Add to netomat Hub   Subscribe to Goresan Pena Yunita   Powered by FeedBurner   I 

heart FeedBurner


eXTReMe Tracker